Perlunya Membangun Ikatan Emosional dengan Anak Sejak Dalam Kandungan

Rizki Adis Abeba | 8 Juli 2019 | 03:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ikatan emosi atau emotional bonding antara orangtua dan anak tidak bisa muncul dengan sendirinya, tanpa ada pendekatan yang dilakukan orangtua.

Akan tetapi, banyak orang belum memahami benar cara dan upaya apa saja yang bisa dilakukan demi membangun ikatan emosi dengan anak sejak dini. Tak mengherankan, karena ilmu bagaimana menjadi orang tua yang baik memang bukan ilmu pasti yang bisa Anda peroleh di bangku sekolah.

Psikolog Dra Rustika Thamrin PSi, CBT, CHt, CIPSi, pernah memaparkan betapa pentingnya menjalin ikatan emosi dengan anak sejak dalam kandungan dan apa saja yang harus Anda lakukan demi membangun hubungan emosi yang kuat dengan anak.

Mengapa membangun emotional bonding dengan bayi sangat penting?
Masa kehamilan adalah saat paling menakjubkan bagi ibu dan bayi. Dari sini, Anda bisa mulai membentuk sifat dasar dan kecerdasan anak Anda. Meski belum sempurna, janin bisa mendengar, merasakan, dan merespons kondisi yang terjadi di sekitarnya. Saat merasa bahagia, tubuh Anda akan mengeluarkan hormon endorfin yang mengalir dalam darah dan menciptakan perasaan nyaman bagi janin. Di samping itu, ada hubungan yang sifatnya psikologis.

"Ketika si ibu mengandung dan sangat menginginkan kehadiran bayinya, maka ia akan memberikan perlakuan spesial. Si ibu pasti mau melakukan apa saja yang terbaik untuk bayinya. Saat itu, pikiran bawah sadar si anak sudah bekerja. Apa yang dikatakan dan dilakukan si ibu akan membentuk sifat dasar anak, juga membangun ikatan emosi kuat dengan sang anak," jelas Rustika.

Lakukan metode komunikasi efektif 
Langkah ini bisa dilakukan dengan cara: dengan menjadi pendengar aktif atau dengan message. Menjadi pendengar aktif, berarti Anda menyampaikan obrolan yang sifatnya mengundang cerita anak. Bisakah hal ini diterapkan pada janin yang bahkan belum bisa bicara?

Bisa. Contohnya, Anda bisa melakukan obrolan ringan seperti berikut, "Adik sedang apa di dalam? Oh, sedang main-main ya, Nak? Hebat, ya anak Mama sudah bisa tendang-tendang. Oh, adik mau jadi pemain bola?" Sedangkan pendekatan message menggunakan sudut pandang orang pertama dalam bertutur.

Bisakah ayah ikut membangun ikatan emosi dengan bayi?
Seorang ibu memiliki keistimewaan untuk mengandung janin selama sembilan bulan. Sedangkan si ayah bertugas menjadi pelindung dan berjaga sewaktu-waktu. Lalu, apakah jalinan emosi yang kuat hanya bisa diperoleh ibu? Tidak. Ayah pun bisa membangun hubungan emosional dengan bayi dalam perut ibu. Komunikasi intensif yang dilakukan sang ayah dengan janin dalam perut juga memberikan stimulasi rasa nyaman bagi si bayi.

"Si ayah juga bisa melakukan hal yang sama dengan ibu. Mengajak janin mengobrol dan melakukan pembicaraan secara intensif akan membuat orangtua bisa merasakan keberadaan si bayi dengan nyata, begitu pula sebaliknya. Aktivitas bersama antara ayah, ibu, dan bayi menciptakan suasana kebersamaan, kenyamanan, dan kebahagiaan yang juga dirasakan bayi di dalam perut," papar psikolog alumni Universitas Indonesia ini.

Apa saja yang bisa dilakukan agar terjalin ikatan emosi yang baik dengan bayi?
"Emotional bonding tidak bisa didapat secara otomatis. Harus tetap ada upaya untuk membentuknya. Benar, si ibu mengandung bayi selama sembilan bulan di rahimnya, akan tetapi jika tidak pernah ada upaya berkomunikasi dan melakukan pendekatan, tidak akan terbentuk ikatan emosi yang bagus. Bayangkan saja kalau kita berada satu ruang kerja dengan seseorang yang tak pernah mengajak kita bicara, apa mungkin ada perasaan dekat dan nyaman berada dengan orang itu? Pasti tidak," urai Rustika.

Untuk itu, ada beberapa hal sederhana yang bisa Anda lakukan untuk membangun keterikatan emosi yang kuat dengan anak. Anda yang sedang hamil atau punya istri yang sedang hamil, bisa mulai melakukan hal-hal berikut sedini mungkin.

Lakukan obrolan secara intensif dengan janin. Ceritakan kegiatan sehari-hari Anda, beri tahu hal apa saja yang ada di sekitar Anda, dan libatkan janin Anda dalam setiap kegiatan melalui obrolan.

Pelihara cara berpikir positif. Perasaan positif, gembira, dan semangat membuat alam bawah sadar janin mendapat energi positif pula. Ini akan membentuk anak menjadi anak yang ceria nantinya.

Tunjukkan bahwa Anda, juga orang-orang sekeliling Anda sangat menginginkan keberadaannya.

Tetap bersosialisasi dan lakukan aktivitas beragam. Bertemu dengan banyak orang, merasa bahagia berada di dekat orang-orang baru, nantinya membuat anak Anda tidak canggung berhadapan dengan orang asing.

Sering-sering mengelus perut. Tunjukan kasih sayang dan perhatian Anda lewat sentuhan-sentuhan lembut di perut Anda. Biasanya si bayi merespons dengan melakukan gerakan atau tendangan kecil. Ini pertanda ia merasa nyaman. Tentunya, Anda juga bisa meminta suami melakukan hal sama.

(riz / gur)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor: Rizki Adis Abeba
Berita Terkait